MEDAN, SUMUTCENTER.COM — Suara mesin press kaos terdengar bersahut-sahutan dari sebuah ruangan sederhana di Training Café MR Kuphi, Jalan Beringin Raya, Gaperta, Medan Helvetia. Di sana, 20 wajah penuh semangat duduk serius di depan komputer, sesekali tertawa kecil saat mencoba mengutak-atik desain di layar. Mereka bukan mahasiswa seni rupa, melainkan para pencari kerja Kota Medan yang tengah berjuang menemukan jalan hidup baru lewat keterampilan desain grafis dan sablon.

 

Sejak Selasa (12/8/2025) hingga Jumat (29/8/2025), mereka mengikuti pelatihan yang difasilitasi Dinas Tenaga Kerja Kota Medan melalui aplikasi Siduta. Meski datang dari latar belakang berbeda, semangat mereka sama: ingin belajar, ingin mandiri, dan ingin membuka lapangan kerja.

 

“Awalnya saya cuma tahu Photoshop dari cerita teman. Di sini saya baru paham kalau desain itu bukan sekadar gambar, tapi bisa jadi jalan usaha,” ujar salah seorang peserta dengan mata berbinar.

 

Pelatihan ini dirancang praktis: 20 persen teori, 80 persen praktik. Dari penguasaan dasar Photoshop dan CorelDraw, peserta diajak langsung mencetak desain ke media kaos. Bagi sebagian besar peserta, melihat hasil karya sendiri menempel di kain adalah kebanggaan yang sulit diungkapkan.

 

Tak hanya desain, keterampilan sablon manual juga diajarkan. Dari mengenal alat, meracik tinta, hingga teknik cetak yang benar. “Kami ingin mereka tidak hanya bisa mendesain, tapi juga berani produksi. Jadi selesai pelatihan, mereka sudah punya bekal untuk membuka usaha kecil,” jelas Azhar, SPdI, instruktur sekaligus pemilik MR Kaos yang dikenal rutin mengadakan pelatihan sablon di Medan.

 

Azhar berpesan agar peserta tidak berhenti pada tataran teori. “Ilmu yang didapat harus langsung dipraktikkan. Kalau ada kendala, jangan sungkan untuk tetap berkomunikasi dengan kami,” ujarnya penuh dorongan.

 

Bagi para peserta, pelatihan ini lebih dari sekadar kursus singkat. Ini adalah harapan baru di tengah sulitnya mencari pekerjaan. Siti, salah satu peserta perempuan, mengaku bercita-cita membuka usaha sablon kecil di rumahnya. “Kalau bisa berkembang, saya ingin punya toko sendiri dan bisa mengajak teman-teman lain bekerja bersama,” katanya.

 

Di tengah geliat usaha kreatif yang terus tumbuh di Medan, program ini diharapkan menjadi pintu lahirnya wirausaha-wirausaha baru. Dari ruangan kecil di Training Café MR Kuphi, semangat 20 orang peserta itu mungkin kelak menjelma menjadi puluhan usaha sablon yang memberi pekerjaan bagi banyak orang. (Abd Halim)

Editor
admin
Reporter